Cara Sederhana Menentukan Harga Jual



Assalamualaikum . . . . .
Alhamdulillah dalam sehari saya bisa nulis 2 artikel. karena masih blog baru jadi masih semangat-semangatnya, semoga nantinya masih semangat dan makin semangat ya .

Ok, saya sering mendapat pertanyaan, gimana sih cara kita nentuin harga jual produk makanan kita?
mau ngikutin harga pasaran aja deh? Eitsss jangan langsung main ikut aja loh ya, kita ga tau bahan yang kita pakai sama mereka sama ga? terus bahan yang mereka pakai dengan kualitas yang sama ga dengan kita, tau-tau kalau nanti kita ngikutin pakai harga mereka bisa jadi kemurahan atau kemahalan. Kalau kemurahan awal dari kebuntungan. Kalau kemahalan? Jangan dikira untung juga ya, Konsumen itu peka loh mereka kadang-kadang bisa tau makanan yang mereka makan itu dari bahan-bahan yang murah atau minim bumbu. Kalau sudah begini, biasanya pembeli merasa kemahalan dengan harga segitu cuma dapat kualitas makanan yang ala kadarnya. Jadi kedepannya mereka malah ga mau beli lagi, yang rugi kita juga kan, eh bukan kita deh kalian aja hehehe. Bercanda aja ya! Cuma karena kualitas barang yang mereka beli ga sesuai harga jadi kita harus kehilangan 1 pembeli. Karena nanti kalau bikin produk lain dengan kualitas yang ditingkatkan biasanya agak susah menarik pembeli itu untuk membeli lagi. Rugi jangka panjang kan.

Jadi mari kita belajar cara sederhananya menentukan harga jual produk kita, download excel dibawah ini biar paham:

https://drive.google.com/file/d/1CeSdOE6TZT9eUlgPoWZxbaBeME5E3tZU/view?usp=sharing

Di Excel itu sudah terpampang seluruh bahan untuk pembuatan Bakpao. Yang jadi permasalahannya di warung maupun di pasar kita ga bisa cuma beli bahan sesuai dengan takaran resep kita. Misal tepung. Di warung sangat jarang ada yang mau jualin 300 gram saja, apalagi garam, siapa sih yang mau jualin cuma 1 sendok teh aja, kan ga mungkin ya. wkwkwk. cuma kita pasti belinya per kilo atau per bungkus.

Nah saya biasa nya mengkonversikan yang sendok itu ke gram karena lebih mudah dalam perhitungannya. misal 1 sdm jadi 1 gram, yang lain bisa dikira-kira sendiri lah ya, intinya segalanya yang ga ada label beratnya saya timbang.

Jadi biar pas nilai barang yang terpakai berapa saya selalu menggunakan perhitungan seperti ini:
1. Harga Bahan Keseluruhan : Berat/ Satuan, Misal Beli 1 Kg Tepung (1.000 gram) senilai Rp 11.000,-. Saya Cari dulu Harga Per Gram Tepungnya berapa? Rp 11.000: 1000= Rp 11,-. Jadi Per Gram tepung harganya Rp 11,-. Sampai Sini belum selesai. Lanjut ke tahap berikutnya yaitu menghitung Harga Bahan yang terpakai

2. Harga Per satuan/gram X Jumlah takaran yang dipakai, Misal untuk tepung yang dipakai adalah 300 gram tinggal kita hitung dengan cara  Rp 11 X 300= Rp 3.300. Jadi untuk harga tepung yang terpakai adalah Rp 3.300,-

Ikuti Langkah diatas sampai semua bahan terhitung, jumlah kan semua penggunaan bahan sampai dapat total harga pembuatan. Itu baru untuk bahan. Ada lagi loh biaya overhead.
Biaya overhead adalah biaya produksi yang tidak masuk dalam biaya bahan baku maupun biaya tenaga kerja langsung. Karena dalam hal ini kita ga mempunyai tenaga kerja karena masih usaha perseorangan dikerjakan sendiri jadi kita skip. jadi maksudnya disini diluar bahan baku. Apa saja sih biaya overhead itu. Dalam hal ini saya contohkan adalah bensin untuk belanja ke pasar, karena rasanya ga mungkin ujug-ujug itu bahan terbang sendiri tanpa kita berangkat ke pasar atau ke warung. Saya umpamakan ke Pasar itu ga nyampe 1 liter bensin cuma 1/2 liter, itu saya menggunakan Rp 10.000 untuk 1 liter bensin di eceran. Jadi cuma kepake Rp 5.000 saja untuk penggunaan bensin. Kemudian Gas. Makanan ga mungkin bisa langsung matang tanpa dimasak. Karena mayoritas zaman sekarang kita memasak pakai gas, saya anggarkan harga isi ulang gas itu Rp 75.000 untuk gas Rp 5,5kg. Tapi ga mungkin kan kita memakai seluruh isi tabung untuk produksi, kecuali skalanya udah besar banget, ya dikira-kira lamanya penggunaan, kalau saya biasa menggunakan sebentar saja jadi hanya saya perkirakan terpakai Rp 5.000,- saja. Ongkos lelah kita boleh dimasukan boleh ga, bisa buat nambahin persentase keuntungan juga, jadi komponen terakhir itu cuma opsional aja. cuma ya saya kira-kira kalau mempekerjakan orang sebentar itu ya minimal dibayar berapa, saya anggarkan lah Rp 10.000

Jadi tinggal Kita total keseluruhannya dapatlah harga produksi kita Rp 51.393,-. Lalu untuk 1 resep tersebut misal kita bisa dapat 40 biji Bakpao tinggal kita bagi aja Rp 51.390: 40= Rp 1.285,-

Jadi Modal 1 Bakpao itu Rp 1.285,-. Tinggal kita nentukan nih mau untung berapa persen? 50% Yang Tinggal kalikan aja Rp 1.285 x 150%= Rp 1.927,- Pasti bertanya-tanya kan kenapa dikali 150%. 

Jadi cara ribet nya begini:

Rp 1.285 x 50%= Rp 642 ini baru keuntungan yang diharapkan ditambah modal kita Rp 1.285 jadi Rp 1.927. Kalau menurut saya ini mah kepanjangan jadi saya singkat caranya dengan langsung kalikan 150% aja, 100% nya modal 50% keuntungan yang diharapkan. Simple kan?

Sekarang Tinggal kita bulatin aja tuh harga jual jadi Rp 2.000,- ya cukup wajar kan untuk harga 1 Bakpao dengan isian ayam? mau ditambahkan jadi keuntungan lebih besar lagi 100% misalnya juga bisa, karena harga dipasaran bakpao isi ayam itu mencapai Rp 2.500, tapi ingat sesuaikan dengan kualitas ya, Anda sendiri yang bisa menilainya.


Ok cukup sampai disini dulu untuk pembahasan kali ini. Jika ada pertanyaan jangan sungkan-sungkan bertanya ya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Akuntansi UMKM I